URBANCITY.CO.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan termasuk civitas academica, guna memperkuat tata kelola dan integritas sektor jasa keuangan secara berkelanjutan.
Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena dalam kegiatan OJK Mengajar bertema “Transformasi Governansi Pilar Penyangga Integritas” di Universitas Brawijaya, Malang, Selasa (5/11), menyatakan, penerapan tata kelola yang baik dengan integritas tinggi menjadi salah satu fondasi sebuah organisasi.
“Para mahasiswa saya harapkan bersama-sama membangun integritas dan sensitivitas yang tinggi, untuk mencegah perilaku koruptif di sekitar kita, di lingkungan keluarga, kampus, pekerjaan, dan masyarakat,” kata Sophia seperti dikutip keterangan tertulis OJK, Rabu (6/11/2024).
Kegiatan OJK Mengajar merupakan rangkaian HUT ke-13 OJK. Kegiatan dihadiri Wakil Rektor V Universitas Brawijaya Unti Ludigdo, Inspektur Pemerintah Kota Malang Mulyono, dan para pejabat OJK dan civitas academica Universitas Brawijaya.
Menurut Sophia, standar etika yang tinggi diperlukan untuk mencegah terjadinya fraud (kecurangan, manipulasi, penipuan) di sektor jasa keuangan.
Karena itu OJK mendorong penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) secara menyeluruh di sektor jasa keuangan. “Saat ini sudah 73 lembaga jasa keuangan (LJK) yang melaporkan ke OJK, telah memperoleh sertifikasi SNI ISO 37001 SMAP,” ungkap Sophia.
Baca juga: Bank Suka Bedaki Laporan Keuangan, OJK Terbitkan Peraturan Anti “Window Dressing”