URBANCITY.CO.ID – Nilai impor Indonesia Juni 2024 mencapai USD18,45 miliar, terkontraksi (minus) 4,89 persen dibanding Mei yang tercatat USD19,39 miliar, namun meningkat 0,84 persen dibandingkan Juni 2023.
Impor migas mencapai USD3,27 miliar, meningkat 19,01 persen dibanding Mei 2024 (mtm), dan melesat 47,17 persen dibanding Juni 2023 (yoy).
Sebelumnya ramai diberitakan pernyataan Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebutkan, mulai 17 Agustus 2024 pembelian Pertalite (BBM bersubsidi) akan dibatasi. Kemudian pemerintah juga akan mengeluarkan jenis BBM baru.
Apakah rencana kebijakan itu dilansir karena kenaikan impor migas itu, yang memicu membengkaknya subsidi BBM? Pemerintah belum secara tegas menyatakan demikian.
Yang jelas besarnya impor migas itu membuat surplus neraca perdagangan Indonesia Juni 2024 mengecil. Surplus neraca perdagangan dari sektor nonmigas mencapai USD4,43 miliar. Namun, karena defisit dari sektor migas senilai USD2,04 miliar, surplus neraca perdagangan itu menjadi hanya USD2,39 miliar.
Sementara itu impor nonmigas Juni 2024 mencapai USD15,18 miliar, turun 8,83 persen dibandingkan Mei 2024 atau naik 1,69 persen dibandingkan Juni 2023.
Baca juga: Luhut: Produksi Mobil Listrik 600.000 Tahun 2030, Kurangi Impor BBM 45 Juta Liter Per Tahun
Dari 10 golongan barang utama nonmigas Juni 2024, mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan impor terbesar senilai USD278,6 juta (9,63 persen) dibandingkan Mei 2024. Sementara peningkatan impor terbesar pada instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis USD196,4 juta (64,69 persen).