URBANCITY.CO.ID – Kurangi margin keuntungan. Masih tingginya ketidakpastian global termasuk suku bunga global yang masih tinggi, fluktuasi nilai tukar, tensi politik global, dan ekonomi Tiongkok, yang direspon BI dengan menaikkan BI rate April lalu, membuat biaya dana perbankan meningkat.
Bank-bank terdorong menaikkan bunga simpanan (dana pihak ketiga/DPK) seperti deposito agar likuiditasnya tetap aman, kendati di sisi lain hal itu menyebabkan meningkatnya biaya dana (cost of fund). Cost of fund meningkat, bunga kredit pun akan mengikuti.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae melalui keterangan
pers baru-baru ini, saat ini biaya dana perbankan memang meningkat sebagaimana terekam dari kenaikan suku bunga DPK.
“Namun, kenaikan biaya dana itu tidak serta merta ditransmisikan bank pada suku bunga kredit. Bank-bank lebih memprioritaskan menjaga kualitas kreditnya (dengan tidak menaikkan bunga), meskipun dengan risiko NIM (net interest margin/pendapatan bunga bersih)-nya sedikit menurun,” kata Dian.
Baca juga: OJK Ingatkan Perbankan Risiko Sistemik Perubahan Iklim
Itulah kenapa penyaluran kredit tetap tinggi. Penyaluran kredit investasi misalnya, Mei 2024 meningkat 13,9 persen secara tahunan (yoy). Kurangi margin keuntungan.
“Tingginya suku bunga global yang disertai dengan fluktuasi nilai tukar, membuat korporasi domestik lebih memilih pembiayaan dari perbankan domestik yang bunga kreditnya cenderung stabil,” jelas Dian.
Kendati demikian, ke depan OJK memandang perbankan tetap perlu memperhatikan risiko pasar dan likuiditas, di tengah masih tingginya ketidakpastian global. Kurangi margin keuntungan.