URBANCITY.CO.ID – Sebagai bentuk sinergi seluruh anggota Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), dan untuk mengakselerasi peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) guna mencapai target inklusi keuangan 98 persen di 2045.
Literasi keuangan adalah kemampuan masyarakat memahami aneka produk dan layanan jasa keuangan dengan segala risikonya. Sedangkan inklusi keuangan adalah kondisi dimana masyarakat sudah terlayani oleh layanan keuangan formal.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sudah mencapai 65,43 persen. Artinya 65,43 persen penduduk Indonesia sudah memahami produk dan layanan jasa keuangan.
Sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen. Artinya lebih dari 75 persen penduduk Indonesia sudah terlayani oleh jasa keuangan formal. Sedangkan indeks literasi keuangan syariah baru 39,11 persen, dan indeks inklusi keuangan syariah 12,88 persen.
Baca Juga: Saatnya Percepat Digitalisasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Harian DNKI dalam pencanangan GENCARKAN di Jakarta, Kamis (22/8/2024), capaian yang baik itu merupakan hasil kerja keras dan kerja sama semua pemangku kepentingan di bawah Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Mengutip keterangan tertulis Kemenko Perekonomian, di bawah DNKI berbagai program peningkatan inklusi keuangan telah dijalankan.