URBANCITY.CO.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Desember 2024 inflasi tahunan (yoy) tercatat 1,57 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,80 dibanding 105,15 pada Dseember 2023.
Inflasi adalah kondisi di mana harga sekumpulan barang dan jasa yang disurvei mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya, yang dicerminkan lewat kenaikan IHK.
Sedangkan deflasi sebaliknya, harga sekumpulan barang dan jasa yang disurvei mengalami penurunan IHK.
Secara tahun kalender atau year to date (ytd), inflasi Desember 2024 mencapai 1,57 persen, meningkat dibanding November yang tercatat 1,55 persen dan Oktober 1,71 persen. Sebelumnya selama Mei-September 2024 ekonomi Indonesia mengalami deflasi.
Inflasi tahunan Desember 2024 tersebut merupakan yang terendah sepanjang sejarah ekonomi Indonesia. Sebelumnya inflasi terendah tercatat pada 2020 sebesar 1,68 persen.
Menurut Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, dalam konferensi pers, Kamis (2/1/2025), secara tahunan kelompok makanan minuman dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi tersebut.
Yaitu, dengan inflasi 1,90 persen yang memberikan andil 0,55 persen terhadap inflasi 2024. Kemudian diikuti kelompok pakaian dan alas kaki 1,16 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,59 persen, dan kelompok lain.
Sementara secara bulanan (mtm) inflasi Desember 2024 tercatat 0,44 persen, meningkat dibanding 0,30 persen pada November 2024 dan 0,08 persen pada Oktober 2024.
Secara bulanan, komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah telur ayam ras (0,06 persen), cabe merah (0,06 persen), ikan segar (0,03 persen), minyak goreng (0,03 persen), dan cabe rawit (0,03 persen).