URBANCITY.CO.ID – Perekonomian di Asia kini sedang menghadapi tantangan besar akibat tarif yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada “Hari Pembebasan” di bulan April 2025. Negara-negara di kawasan ini, mulai dari sekutu dagang tradisional AS seperti Jepang hingga negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN), berusaha keras untuk mencapai kesepakatan dagang sebelum batas waktu 1 Agustus 2025.
Lalu, negara-negara mana saja di Asia yang paling terpukul oleh tarif Trump? Berikut ini adalah ulasannya, seperti yang dilaporkan oleh BBC:
- Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan
Negara-negara sekutu utama AS di Asia, seperti Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan, ternyata lebih beruntung dibandingkan negara lain. Jepang dan Korea Selatan, yang memiliki industri mobil dan semikonduktor penting bagi konsumen AS, menghadapi usulan tarif sebesar 25 persen pada bulan April. Namun, berkat negosiasi, mereka berhasil menurunkan tarif tersebut menjadi 15 persen pada akhir Juli.
Sementara itu, Taiwan, sebagai salah satu produsen semikonduktor terbesar di dunia, juga mendapatkan penurunan tarif dari 32 persen menjadi 20 persen. Namun, Presiden Taiwan, Lai Ching-te, mengingatkan bahwa tarif ini bersifat sementara karena negosiasi masih berlangsung.
Di sisi lain, Australia yang terkena tarif 10 persen pada bulan April berhasil menghindari kenaikan tarif, sementara Selandia Baru justru mengalami kenaikan tarif dari 10 persen menjadi 15 persen. Menteri Perdagangan Selandia Baru, Todd McClay, mengungkapkan bahwa negaranya merasa dihukum secara tidak adil dan telah meminta untuk berdiskusi dengan Duta Besar AS.
Baca Juga : Pakar Iran Tuduh Israel dan AS Manipulasi Cuaca Penyebab Krisis Air di Iran
- China dan India
Meskipun China tidak terkena tarif langsung dari pengumuman Trump, negara ini tetap menjadi sorotan. Pembicaraan diplomatik antara Beijing dan Washington meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan harapan untuk mencapai kesepakatan mengenai kontrol ekspor AS terhadap teknologi utama.
Sementara itu, India, yang sering disebut Trump sebagai teman baik, dikenakan tarif 25 persen untuk barang-barang yang diimpor dari AS. Keputusan ini diambil bersamaan dengan denda atas pembelian minyak dan senjata dari Rusia. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan bahwa hubungan India dengan Rusia menjadi “titik iritasi” dalam hubungan kedua negara.