URBANCITY.CO.ID – Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, kembali menggelar Pesta Laut yang dipadukan dengan tradisi sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki dari darat maupun laut.
Tradisi yang sempat jarang dilaksanakan ini dihidupkan kembali pada tahun 2025, dengan harapan dapat menjadi agenda tahunan di bulan Agustus atau bulan lain yang disepakati bersama.
“Pesta Laut ini adalah salah satu cara kita menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kami juga ingin menghidupkan kembali tradisi yang sudah lama tidak dilaksanakan,” ujar salah satu panitia penyelenggara.
Makna Pesta Laut bagi masyarakat Sedari tidak hanya sebatas seremoni, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi antarwarga dari enam dusun. “Acara ini membuat warga dari dusun yang jarang bertemu bisa saling bersua. Selain itu, menjadi kesempatan berbagi bagi warga yang lebih mampu,” tambahnya.

Rangkaian kegiatan berlangsung mulai 17 Agustus, diawali dengan doa bersama di pesisir pantai, dilanjutkan pemotongan kerbau sebagai bagian dari syukuran, serta hiburan rakyat seperti musik dangdut.
Malam harinya digelar pertunjukan wayang golek yang menjadi bagian dari ruatan bumi, kemudian pada 18 Agustus dilanjutkan ruatan laut yang berlangsung hingga pagi keesokan harinya.
Prosesi larung sesaji menjadi salah satu momen yang menarik perhatian. “Banyak yang belum tahu seperti apa larung itu. Padahal ini salah satu tradisi yang menjadi ciri khas desa nelayan,” jelas panitia.
Dalam prosesi ini, sesaji diiring menuju tengah laut menggunakan perahu sebagai wujud rasa syukur atas hasil laut.
Selain itu, ada kirab budaya yang menampilkan hasil panen dari masing-masing dusun, menjadi simbol kekayaan hasil bumi Desa Sedari.
Panitia juga berencana menghadirkan stan kuliner khas sebagai pelengkap acara di masa mendatang.
Keistimewaan Pesta Laut di Desa Sedari terletak pada perpaduan tradisi budaya dengan potensi wisata yang beragam. “Desa Sedari sudah ditetapkan sebagai desa wisata. Selain pesta laut, pengunjung bisa menikmati wisata religi, susur sungai, mangrove, pantai, hingga spot memancing yang bahkan menarik pemancing dari luar negeri,” tutur panitia.
Harapannya, acara ini tidak hanya menjadi atraksi budaya dan wisata, tetapi juga meningkatkan ketakwaan masyarakat. “Pesan kami, setiap pengunjung harus menjaga kebersihan dan menghormati adat yang berlaku, agar keindahan dan nilai budaya ini tetap terjaga,” pungkasnya. [Meta]



