Rilis iPhone 17, Apple Jaga Pasar dengan Strategi ‘Tick-Tock’ yang Cerdik

IPhone 17 (Foto: Istimewa)

Share:

URBANCITY.CO.ID – Baru saja heboh soal iPhone 16 di Indonesia mulai mereda, Apple sudah meluncurkan ponsel terbarunya, iPhone 17, pada 10 September lalu secara global. Kabarnya, iPhone 17 akan masuk ke Indonesia sekitar Oktober, enam bulan setelah iPhone 16 hadir di Tanah Air. Jadi, sepanjang 2025, Apple sudah dua kali merilis iPhone baru.

Sementara iPhone 17 masih hangat dibicarakan, rumor tentang iPhone 18 mulai muncul. Konon, iPhone 18 bakal punya desain casing semi transparan yang disebut-sebut cukup radikal. Kalau tak ada halangan, iPhone 18 akan meluncur September 2026, ada juga yang bilang awal 2026, bahkan ada yang prediksi musim semi 2027.

Kalau iPhone 18 benar rilis musim semi 2027, berarti ada jeda waktu tanpa peluncuran produk baru. Tapi Apple tentu tak mau membiarkan pasar kosong. Makanya, kabar beredar Apple akan merilis iPhone lipat (fold) di 2026.

Kabar ini muncul dari pernyataan Presiden Samsung Display, Lee Cheong, yang menyebut ada pesanan layar lipat dari perusahaan Amerika Utara yang kemungkinan besar adalah Apple.

Apapun jenis iPhone yang akan keluar di 2026, satu hal pasti: Apple tak akan membiarkan pasar kosong. Kalau sampai kosong, itu bisa jadi bencana bagi perusahaan yang didirikan Steve Jobs ini.

Selama ini, Apple selalu konsisten merilis iPhone terbaru secara berkala. Ada beberapa alasan penting di balik strategi ini.

Baca Juga : Kepribadian Orang yang Selalu Datang Awal atau Terlambat, Ini Penjelasannya

Pertama, tentu soal keuntungan. Rilis tahunan memastikan Apple selalu punya produk baru yang mendorong penjualan dan pendapatan stabil.

Kedua, pasar smartphone sangat kompetitif. iPhone baru setiap tahun penting agar Apple tetap bisa bersaing dan tidak ketinggalan teknologi.

Ketiga, soal kebiasaan konsumen yang suka upgrade. Meski tidak semua ganti ponsel tiap tahun, banyak yang beli baru setiap beberapa tahun. Dengan rilis tahunan, Apple memberi pilihan baru agar pelanggan tidak pindah ke merek lain.

Keempat, soal citra inovasi. Model baru tiap tahun membuat Apple terlihat selalu maju dan inovatif, dengan fitur-fitur baru yang menarik.

Terakhir, ada strategi “Tick-Tock” yang unik. Setiap dua tahun, Apple melakukan desain ulang besar (Tick), lalu tahun berikutnya melakukan penyempurnaan (Tock) dengan fitur dan komponen baru. Pola ini butuh rilis tahunan agar tetap konsisten dan menarik pasar.

Bagi penggemar Apple yang kantongnya tebal, semua strategi ini justru bikin mereka senang. Mau berapa pun iPhone keluar, mereka tetap bisa beli dan bangga memakainya.

Tapi bagi fanboy Apple yang kantongnya pas-pasan, rilis iPhone yang terlalu sering justru bikin pusing dan manyun. Mereka bisa merasa terbebani karena ingin ikut gaya tapi harus mikir biaya.

Teropuler

Related Posts

Add New Playlist