URBANCITY.CO.ID – Perpustakaan musik raksasa milik Spotify, platform streaming terkemuka, dilaporkan mengalami kebocoran data besar-besaran. Insiden ini dilakukan oleh kelompok aktivis bernama Anna’s Archive, yang mengaku bertanggung jawab atas tindakan tersebut.
Dalam kejadian ini, lebih dari 256 juta baris metadata dan sekitar 86 juta file audio telah tersebar luas di jaringan peer-to-peer. Total ukuran data yang diduga bocor mencapai sekitar 300 terabyte, menjadikannya salah satu kebocoran musik terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah.
Anna’s Archive menyatakan bahwa tujuan mereka adalah pelestarian musik. Mereka mengklaim telah mengekstraksi data dari sistem Spotify dalam skala besar dan kemudian membagikannya melalui torrent. Langkah ini telah memicu perdebatan luas mengenai etika dan keamanan data di industri musik digital.
Spotify merespons insiden ini dengan menyatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki akses tidak sah tersebut. Perusahaan menjelaskan bahwa tindakan pihak ketiga menggunakan cara yang melanggar aturan untuk melewati perlindungan hak cipta dan mendapatkan beberapa file audio, meskipun detail lengkapnya belum dipublikasikan.
Baca Juga :Â Jakarta dan Denpasar Rayakan Tahun Baru Tanpa Kembang Api untuk Ketertiban
Para pakar industri dan pengamat teknologi menyatakan kekhawatiran atas dampak kebocoran ini terhadap artis dan platform streaming. Kebocoran metadata dan audio dalam jumlah besar bisa mempermudah pihak lain membangun layanan streaming pribadi secara ilegal, meskipun tetap terbentur hukum hak cipta sebagai batas utama.
Insiden ini juga mengundang pertanyaan mendalam tentang perlindungan konten digital dan bagaimana perusahaan besar seperti Spotify menjaga data jutaan lagu yang tersedia di layanan mereka. Hingga kini, masih belum jelas seberapa lengkap perpustakaan musik yang bocor dan apa konsekuensinya bagi industri musik global, seiring data tersebut terus beredar di internet.




