URBANCITY.CO.ID – Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dinilai berpotensi untuk mencapai lebih dari Rp 6.000, meski telah menembus (All Time High/ATH) di Rp 5.825 pada perdagangan intraday sesi I, Selasa, 6 Februari 2024.
Capaian angka ATH tersebut merupakan level tertinggi sepanjang sejarah salah berkode BBNI. Ini menjadi tonggak sejarah baru bagi perseroan.
Dalam tiga tahun terakhir, harga saham BBNI telah naik 91,74%, hampir mencapai dua kali lipat. Capaian itu melampaui dua bank besar lainnya seperti BBCA yang naik 50,55% dan BBRI yang melonjak 41,04%.
Capaian kinerja harga saham BBNI juga diikuti oleh penguatan fundamental perusahaan. Laba bersih BNI juga mencapai ATH pada tahun 2023, yaitu sebesar Rp 20,9 triliun, naik 14,2% dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar Rp 18,3 triliun.
Baca Juga: Jembatani Diaspora, BNI Sukses Bawa UMKM Sidoarjo Ekspor Keripik Singkong ke Belanda
Capaian tersebut sejalan dengan estimasi beberapa analis sekuritas. Pertumbuhan laba bersih didorong oleh penurunan beban provisi sebesar 20,1%, akibat kualitas aset yang menunjukkan perbaikan.
Untuk tahun 2024, manajemen BNI menargetkan penyaluran kredit dengan pertumbuhan 9-11%, Net Interest Margin (NIM) di atas 4,5%, serta beban biaya pencadangan kredit (cost of credit) di bawah 1,4%.
Pelaku pasar dari kalangan analis menyambut positif target manajemen BBNI tersebut dan optimis bahwa hal tersebut dapat dicapai.
Akhmad Nurcahyadi, analis KB Valbury Sekuritas, menyebut bahwa target penyaluran kredit tersebut dapat dicapai dan menyoroti likuiditas