URBANCITY.CO.ID – Konsumsi pemerintah pada triwulan I-2024 mencapai rekor tertinggi sejak tahun 2006, mencapai 19,9% secara tahunan (yoy).
Hal itu disampaikan Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta kemarin (6/4/2024).
Konsumsi pemerintah itu melonjak tajam dibanding triwulan I-2023 yang hanya 3,31% (yoy), juga dibanding triwulan IV-2023 (qtq) yang hanya 2,81%.
“Konsumsi pemerintah pada triwulan I-2024 tertinggi sejak 2006. Pada triwulan II-2006 pertumbuhan konsumsi pemerintah tercatat 28,77 persen secara tahunan,” kata Amalia.
Baca Juga: Bareskrim Polri: Tujuh PPLN Kuala Lumpur Tersangka Pelanggaran Pemilu
Laju konsumsi pemerintah yang melonjak tinggi itu, dipicu oleh penyelenggaran pesta demokrasi (Pemilu) 2024 yang mendongkrak belanja barang untuk kegiatan pelaksanaan dan pengawasan Pemilu.
Faktor lain yang memacu konsumsi pemerintah selama Januari-Maret 2024 adalah belanja pegawai. Yaitu, kenaikan gaji ASN plus pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), dengan tunjangan kinerja sudah 100% dari sebelumnya saat pandemi 0% dan kemudian 50%.
Faktor berikutnya adalah penggelontoran anggaran bantuan sosial (bansos) pada awal tahun menjelang pencoblosan Pemilu oleh pemerintah.
“Kenaikan realisasi belanja barang (yang tinggi) terutama terjadi pada kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan pengawasan Pemilu 2024, ditambah kenaikan realisasi belanja pegawai dan belanja sosial,” ujar Amalia.
Peningkatan pesat penyaluran bansos itu, sempat dituding berbagai pihak sebagai cara Presiden Jokowi memenangkan salah satu capres/cawapres dalam pemilu, sehingga mengundang gugatan hasil Pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK) oleh dua capres/cawapres lainnya.