BACA: Menkeu: Ekonomi Global Tetap Lemah, Tapi Ekonomi Indonesia Masih Akan Tumbuh di Atas 5 Persen
Meski inflasi di kawasan ini secara keseluruhan sudah melambat menuju tingkat sebelum pandemi, tekanan harga masih cukup tinggi di sejumlah perekonomian. Inflasi harga pangan masih tinggi di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Pasifik, sebagian akibat cuaca buruk dan pembatasan ekspor pangan yang dilakukan beberapa perekonomian.
Proyeksi pertumbuhan bagi Republik Rakyat Tiongkok, perekonomian terbesar kawasan ini, dipertahankan pada level 4,8% di tahun ini. Berlanjutnya pemulihan konsumsi jasa dan ekspor yang lebih kuat daripada perkiraan, serta kegiatan industri, mendukung pertumbuhan ini, bahkan di tengah kesulitan sektor properti Tiongkok yang belum juga stabil. Pemerintah memperkenalkan sejumlah langkah kebijakan tambahan pada bulan Mei untuk mendukung pasar properti.
Proyeksi untuk India, perekonomian dengan pertumbuhan tercepat di kawasannya, juga tidak berubah pada posisi 7,0% untuk tahun fiskal 2024. Sektor industri India diproyeksikan akan tumbuh mantap, didorong oleh manufaktur dan permintaan kuat di sektor konstruksi. Pertanian diperkirakan meningkat kembali di tengah prakiraan musim hujan dengan curah hujan yang lebih tinggi daripada normal, sedangkan permintaan investasi masih kuat, yang dipimpin oleh investasi publik.
BACA JUGA: Ekonomi Global Menguat, Tapi Ketidakpastian Pasar Keuangan Tetap Tinggi
Untuk Asia Tenggara, prakiraan pertumbuhan dipertahankan pada 4,6% di tahun ini, selaras perbaikan yang kuat baik pada permintaan domestik maupun eksternal.