Pengerjaan proyek dimulai sejak Desember 2022 lalu, kini jenis pekerjaan yang telah selesai antara lain lain zona A meliputi pemancangan tiang beton tipe D800.
Kemudian, pekerjaan cerucuk dan matras bambu serta pemancangan tiang kotak berukuran 25 x 25 cm sebagai pondasi untuk dermaga akses nelayan.
Baca Juga: Hutama Karya Beri Diskon Tarif Tol Trans Sumatera 20%, Ini Rinciannya
Sementara pekerjaan yang tersisa saat ini adalah pekerjaan timbunan sirtu pada zona A, pemancangan CCSP atau tanggul turap beton pipih tipe W400 pada zona B serta pekerjaan timbunan sirtu dan pemancangan CCSP tipe W450 pada zona C.
Dalam pembangunan tanggul ini, terdapat desain berupa cerucuk dan matras bambu yang berfungsi untuk menahan struktur timbunan sirtu dan batu boulder.
Selain itu, digunakan teknologi inner bore yang dimana proses pemasangan tiang pancang lebih ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi udara, polusi suara serta minim getaran.
Adjib menegaskan, pihak Hutama Karya berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini, baik dari segi kualitas dan waktu. Tujuannya, agar dimanfaatkan untuk menahan air laut akibat gelombang pasang air laut.
Lalu, mengurangi kerugian ekonomi dan sosial akibat banjir rob serta sebagaibatasan terhadap pengembangan daratan di kawasan pesisir atau penataan kawasan.
“Diharapkan proyek ini nantinya dapat meningkatkan ketahanan pantai terhadap erosi danmemperkuat infrastruktur pesisir bagi wilayah sekitar Teluk Jakarta,” tutup Adjib.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS