URBANCITY.CO.ID – Selama Januari-Maret 2024 (triwulan I), Bank Tabungan Negara (BBTN) membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan Rp344,2 triliun, meningkat 14,8% dibanding periode yang sama 2023 sebesar Rp299,7 triliun. Pertumbuhan kredit dan pembiayaan itu bukan hanya ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan, tapi juga kredit bermargin tinggi (high-yield loans).
“Kredit (bermargin tinggi) ini cukup diminati masyarakat,” kata Direktur Utama BBTN Nixon LP Napitupulu, kepada housingestate.id usai memaparkan kinerja keuangan BTN Kwartal I-2024 di Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Nixon mengakui, kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang 85% dari total kredit dan pembiayaan BTN triwulan I-2024. Yaitu, mencapai Rp292,7 triliun atau naik 10,7% dibanding triwulan I-2023 sebesar Rp264,5 triliun. Paling banyak KPR Subsidi senilai Rp167 triliun, naik 12,3% dibanding 2023 yang tercatat Rp148,6 triliun. Sedangkan KPR non-subsidi Rp98,8 triliun atau naik 11,2% dari Rp88,8 triliun tahun lalu.
Namun, pertumbuhan kredit non-subsidi itu terbilang fenomenal. Misalnya, untuk KPR dengan ticket size di atas Rp750 juta, penyalurannya tercatat Rp1,05 triliun, melambung 176,6% dibanding tahun lalu yang baru Rp380 miliar. “Strategi kami untuk membidik lebih banyak penyaluran KPR non-subsidi di segmen menengah ke atas mulai menunjukkan hasil,” kata Nixon.
Baca juga: Dana Mahal, BTN Tekan Penyaluran Kredit
Begitu pula upaya BTN mendorong penyaluran kredit bermargin tinggi, yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Ringan (KRING), dan Kredit Agunan Rumah (KAR), guna menjaga profitabilitas perseroan, sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Penyaluran KUR BTN misalnya, mencapai Rp387 miliar, melonjak 78,1% dibanding 2023 yang baru Rp217 miliar. Penyaluran KRING tumbuh 30,7% yoy menjadi Rp572 miliar, dan penyaluran KAR naik 16,5% menjadi Rp525 miliar.