Perdagangan pasar fisik emas secara digital di Bursa Berjangka menunjukkan pertumbuhan yang cukup siginifikan pada 2024. Selama Januari–November 2024, nilai transaksi emas fisik mencapai Rp53,3 triliun atau meningkat 556% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu Rp8,1 triliun. Sementara, volumenya mencapai 43,9 ton atau meningkat 430,6% dibandingkan periode yang sama pada 2023, yaitu 8,3 ton.
BACA: Nggak Main-Main Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
Terkait instrumen SRG, terdapat 176 gudang SRG, baik yang dibangun Bappebti maupun gudang swasta yang tersebar di 29 provinsi dan 144 kabupaten/kota. Berdasarkan data Bappebti, nilai transaksi SRG pada 2024 tercatat Rp2,866 miliar atau meningkat signifikan 202,64% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp946 miliar. Selain itu, pembiayaan SRG juga meningkat hingga Rp1,892 miliar pada selama 2024. Nilai ini naik 199,36% dibandingkan periode yang sama pada 2023 yang hanya sebesar Rp631 miliar.
Selain itu, nilai transaksi PLK juga mencatatkan kenaikan yang signifikan. Hingga akhir Desember 2024, nilai transaksi PLK mencapai Rp97,15 miliar (meningkat 47,18%) dibandingkan periode yang sama pada 2023 sebesar Rp66,01 miliar. Total pelaksanaan lelang pada 2024 mencapai 87 kali, mencerminkan peningkatan aktivitas perdagangan komoditas.
Rencana strategis Bappebti mendatang dilengkapi dengan pembentukan Bursa Berjangka Nikel. Dengan kata lain, nikel dipersiapkan sebagai subjek kontrak berjangka baru. Di samping itu, penguatan layanan publik Bappebti melalui peningkatan integrasi layanan perizinan dan non perizinan, penguatan pengawasan dan peningkatan kompetensi SDM pengawasan juga akan menjadi prioritas ke depan.