Baca juga: Peduli Lingkungan, BCA Syariah Tanam 1.000 Bibit Durian di Bogor
Penyaluran kredit BCA yang terkait dengan ESG (environmental, social, governance), melanjutkan tren pertumbuhan di atas rata-rata industri seperti tahun lalu. Kredit UKM misalnya, seperti sudah disinggung di atas, meningkat 13,5% menjadi Rp110,4 triliun, KPR BCA naik 11,0% menjadi Rp121,7 triliun, KKB 22,2% menjadi Rp59,8 triliun, dan pinjaman konsumer lain (sebagian besar kartu kredit) 22,6% menjadi Rp17,1 triliun.
Penyaluran kredit BCA ke sektor-sektor yang mendukung keberlanjutan lingkungan (environmental) atau kredit hijau, tumbuh 9,1% YoY menjadi Rp197,4 triliun atau setara 23,5% dari total portofolio pembiayaan. Di dalam kredit hijau itu tercakup KPR hijau. “Untuk mendorong peningkatan penyaluran kredit ke sektor hijau, BCA memberikan promo bunga kredit (yang rendah) bagi debitur komersial dan UKM yang bergerak dalam kegiatan usaha berwawasan lingkungan,” ungkap Jahja.
Secara keseluruhan BCA berhasil mempertahankan profitabilitas berkelanjutan melalui tata kelola yang solid (governance), baik dari sisi kredit, pendanaan, maupun operasional. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) mencapai Rp19,8 triliun, tumbuh 7,1% secara tahunan. Pendapatan selain bunga naik 6,8% menjadi Rp6,4 triliun. Total BCA meraih pendapatan operasional Rp26,2 triliun atau meningkat 7%. Sementara rasio cost to income terjaga di level 32,4%. Dan, seiring dengan meningkatnya kualitas aset, biaya provisi turun 29,8%, sehingga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan laba BCA.