Baca juga: Marak Penyaluran Kredit Fiktif untuk Turunkan Rasio Kredit Bermasalah
Dian menjelaskan, secara umum risiko inheren kredit UMKM memang lebih tinggi dibandingn kredit korporasi dan rumah tangga, karena bisnis UMKM lebih sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi dan daya beli.
Pertumbuhan kredit UMKM yang melambat dan berakhirnya relaksasi restrukturisasi kredit terkait pandemi Covid 19, menyebabkan rasio NPL UMKM meningkat.
“Peningkatan NPL itu telah diprediksi sebelumnya dan sudah dimitigasi bank melalui pembentukan cadangan yang cukup, sehingga rasio NPL UMKM itu masih tergolong dalam acceptable level,” ujar Dian.
NPL gross UMKM Juni 2024 tercatat 4,04 persen, menurun dibanding Mei 2024 sebesar 4,27 persen, meskipun secara tahunan (yoy) masih meningkat.
Sementara LaR (Liquidity at Risk) kredit UMKM menurun menjadi 13,50 persen (Mei 2024: 13,83 persen) dari 16,84 persen, makin mendekati level sebelum pandemi (Des 2019: 12,74 persen).
“Ini mengindikasikan ke depan kualitas kredit UMKM akan tetap terjaga bahkan membaik. Tentunya dengan dukungan dari berbagai pihak,” jelas Dian.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS