Ia menunjuk Motionblinds sebagai contoh. Dengan Motionblinds technology, Coulisse membawa produk window covering ke era home automation.
Motionblinds bisa dioperasikan dengan suara (voice command), menggunakan konektifitas di platform Google, Apple, Amazon, Smarthings, dan ABB tanpa melalui sebuah apps.
Sedangkan Joke Roos lebih mengemukakan desain interior. “Desain rumah tropis harus memiliki banyak bukaan, didukung ventilasi silang yang melancarkan sirkulasi udara di dalam rumah,” katanya.
Bukaan yang memadai memungkinkan rumah memanfaatkan cahaya alami secara optimal. Ventilasi silang membuat rumah lebih adem, sehingga mengurangi penggunaan AC. Bukaan dan ventilsi silang mereduksi konsumsi energi dan emisi.
Sementara Yuni Jie menyatakan, dengan mayoritas populasi akan tinggal di perkotaan, desain rumah tropis ke depan mau tak mau harus makin simpel praktis.
Desain itu harus diiringi dengan sikap penghuninya yang juga simpel praktis, aktif dan peduli terhadap perubahan iklim, pemanasan global, konsumsi energi, dan pengurangan emisi.
Pendapat Yuni Jie didukung Jenfilia. “Populasi perkotaan yang demikian besar, memang mengharuskan segala sesuatu dirancang simpel praktis termasuk hunian,” katanya.
Dalam bahasa Ari Juwono, desain rumah tropis ke depan harus makin “back to nature”, kembali ke alam, merespon kondisi lingkungan. Entah dengan memanfaatkan teknologi atau tidak.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS