“Nilai tersebut diperkirakan akan mencapai USD200-360 miliar pada tahun 2030 (setara Rp3.000-5.500 triliun),” tulis keterangan tertulis panitia BFN 2024.
Melalui sinergi dan kolaborasi antara pelaku fintech dan lembaga jasa keuangan lain serta pemerintah, pengembangan fintech ke depan diharapkan fokus pada peningkatan inklusi dan literasi keuangan.
Berdasarkan hasil suvei AFTECH AMS 2024, sebanyak 89,3 perusahaan anggota telah melakukan kemitraan dengan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan pertumbuhan dan inovasi.
Sebanyak 66 persen perusahaan anggota telah bekerjasama dengan bank, dan sebanyak 35 persen perusahaan anggota berinisiatif menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah.
Rangkaian kegiatan BFN 2024 akan berlangsung sebulan penuh selama 11.11 sampai 12.12, dengan The 6th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2024 bertema “Technology Convergence: Shaping The Future of Finance And Beyond” menjadi puncak acara selama 12-13 November 2024.
IFSE 2024 di The Kasablanka Hall, Jakarta, menghadirkan lebih dari 60 pembicara dalam 25 sesi conference, serta menampilkan lebih dari 50 booth perusahaan fintech ternama, dengan 16 kegiatan edukasi dan entertainment pada INFINITY (Indonesia Fintech Youth Community) Stage di area Expo.
Sepanjang BFN 11.11 – 12.12.2024, masyarakat Indonesia akan diperkenalkan dengan berbagai jenis model bisnis fintech di Indonesia, melalui serangkaian kegiatan edukatif, webinar, serta program insentif dari berbagai perusahaan fintech terkemuka.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi saat kick off BFN 2024 menyatakan, OJK mengarahkan ekosistem keuangan digital di Indonesia tumbuh dengan cepat dan memberikan manfaat tanpa melupakan market conduct dan perlindungan konsumen.