URBANCITY.CO.ID – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh BI untuk meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan perbankan ke sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau. Likuiditas.
Perry menyatakan hal itu saat menyampaikan hasil Rapat Bulanan Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), 14-15 Januari 2025, di Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Caranya, melalui penguatan strategi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) mulai Januari 2025, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Perry menyebut, BI terus memperkuat efektivitas implementasi KLM. Pada 2025 KLM diarahkan untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan guna mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
Mulai 1 Januari 2025 insentif KLM telah disalurkan pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
Baca juga: Pacu Pertumbuhan Ekonomi, BI Tambah Insentif Likuiditas ke Perbankan
Antara lain sektor pertanian, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan dan pariwisata dan ekonomi kreatif, konstruksi, real estate, dan perumahan rakyat, serta UMKM, Ultra Mikro, dan ekonomi hijau.
“Hingga minggu kedua Januari 2025, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp295 triliun, meningkat Rp36 triliun dibanding Rp259 triliun per akhir Oktober 2024,” kata Perry.
Insentif dimaksud telah disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp129,1 triliun, bank BUSN (swasta nasional) sebesar Rp130,6 triliun, BPD sebesar Rp29,9 triliun, dan KCBA (bank asing) sebesar Rp5 triliun.