Perry sendiri menyebut kurs rupiah per 17 Desember 2024 melemah 1,37 persen point-to-point (ptp) dari akhir bulan sebelumnya.
Pelemahan itu dipengaruhi oleh makin tingginya ketidakpastian global, terutama terkait arah kebijakan AS, ruang penurunan FFR (bunga acuan bank sentral AS) yang lebih rendah, dan penguatan USD secara luas.
“Selain itu risiko geopolitik yang penuh ketidakpastian, juga membuat pasar investor global satu suara memindahkan alokasi portofolionya ke instrumen mata uang dan surat utang AS,” kata Perry.
Ke depan, jelas Gubernur BI, BI akan terus mencermati pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi, serta dinamika kondisi yang berkembang, dalam mencermati ruang penurunan BI Rate.
BI juga bisa melakukan intervensi pasar untuk memperkuat rupiah. Mulai dari pembelian SBN di pasar sekunder hingga melakukan penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS