Khusus pendalaman pasar keuangan, dalam PTBI 2024 BI meluncurkan blueprint Pendalaman Pasar Uang dan Pasar Valas (BPPU) 2025-2030, guna mewujudkan pasar uang dan pasar valas (PUVA) yang modern dan maju serta mendukung pembiayaan ekonomi nasional.
Sementara bauran kebijakan BI 2025 akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dalam sinergi erat dengan kebijakan ekonomi nasional.
Kebijakan moneter BI 2025, jelas Perry, akan tetap difokuskan pada stabilitas dengan terus mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan (pro-stability and growth).
Sedangkan keempat kebijakan BI lainnya: makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, dan ekonomi keuangan inklusif dan hijau, akan terus diarahkan untuk dan sebagai bagian dari upaya bersama mengakselerasi pertumbuhan ekonomi (pro-growth).
Baca juga: Gubernur BI: Trump Jadi Presiden AS, Ekonomi Dunia Akan Lebih Suram
Secara lebih rinci, penjelasan masing-masing kebijakan tersebut sebagai berikut:
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter BI 2025 tetap diarahkan pada tercapainya sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, dengan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
2. Kebijakan Makroprudensial
Kebijakan makroprudensial longgar akan dipertahankan pada 2025 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dengan tetap turut menjaga stabilitas sistem keuangan.
Pelonggaran kebijakan makroprudensial akan ditempuh dengan tiga instrumen pokok. Yaitu, (1) Kebijakan Insentif Likuditas Makroprudensial (KLM) untuk mendorong kredit/pembiayaan ke sektor prioritas yang menciptakan lapangan kerja dengan meningkatan jumlah insentif dan bank penerima mulai Januari 2025, (2) kebijakan likuiditas longgar melalui rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) serta kebijakan uang muka kredit properti dan otomotif, dan (3) penguatan surveilans sistemik untuk turut menjaga stabilitas sistem keuangan.