URBANCITY.CO.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Agustus 2024 kembali terjadi deflasi atau penurunan indeks harga konsumen (IHK) secara bulanan (m-t-m) sebesar 0,03 persen. Ini berarti selama 4 bulan berturut-turut terjadi deflasi atau penurunan harga barang dan jasa.
Deputi Bidang Statistik Distribusi & Jasa BPS Pudji Ismartini saat konferensi pers di Jakarta, Senin (2/9/2024), menyatakan, deflasi 4 bulan beruntun itu bukan karena melemahnya daya beli.
Namun, lebih karena pengaruh sisi suplai (supply side) seiring panen raya, yang membuat pasokan bahan pangan atau bahan pokok (bapok) di pasar melimpah dan harganya terus menurun.
Pudji menjelaskan, bila terjadi tekanan pada daya beli masyarakat, hal itu akan tampak pada konsumsi non pangan. “Rumah tangga pasti akan menahan konsumsi non makanan bila daya belinya tertekan,” katanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di tempat terpisah kepada pers menyatakan hal senada. “Penurunan daya beli biasanya tercermin dari inflasi inti (core inflation). Inflasi intinya masih tumbuh positif. Jadi, deflasi Agustus 2024 bukan dari situ (penurunan daya beli),” ujarnya.
Baca juga: Harga Bahan Pangan Terus Menurun, Agustus Kembali Deflasi
BPS mengungkapkan, inflasi komponen inti Agustus 2024 (yoy) sebesar 2,02 persen, m-to-m 0,20 persen, dan y-to-d 1,52 persen.
Mengutip situs Bank Indonesia, inflasi inti adalah komponen inflasi yang cenderung stabil, dipengaruhi faktor-faktor seperti interaksi permintaan dan penawaran, nilai tukar, ekonomi dan harga komoditas global, serta ekspektasi inflasi di masa depan.