URBANCITY.CO.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Mei 2024 terjadi penurunan harga barang dan jasa (deflasi) dibanding April (mtm). Karena deflasi itu, tingkat inflasi tahun kalender atau year to date (ytd Januari-Mei) juga turun menjadi 1,16 persen.
Bulan April mencatat inflasi mtm 0,25% dan ytd 1,19%. Sementara inflasi tahunan (yty) atau Mei 2024 dibanding Mei 2023 juga turun menjadi 2,84% dibanding April yang 3,0%. Menurut Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam keterangan persnya kemarin, deflasi Mei 2024 bukan karena penurunan daya beli masyarakat.
Melainkan lebih karena menurunnya harga barang dan jasa, antara lain karena meningkatnya pasokan barang terutama beras yang merupakan penyumbang inflasi/deflasi terbesar. “Deflasi Mei bukan karena melemahnya daya beli, tapi karena fluktuasi harga. Ada perubahan harga komoditas di keranjang inflasi,” katanya.
Ia memberi contoh harga beras, yang pada bulan Mei turun harganya. Beras mengalami deflasi 3,59%, karena tingginya produksi Mei yang mencapai 3,58 juta ton dibanding April yang 2,86 juta ton.
Baca juga: BI Yakin Inflasi 2024 Tetap Terjaga di Kisaran Sasaran
“Deflasi Mei utamanya didorong komoditas beras (di kelompok makanan, minuman, dan tembakau) dengan andil terhadap deflasi 0,15 persen,” ujar Kepala BPS.
Selain itu di kelompok yang sama, juga menyumbang deflasi daging ayam ras dan ikan segar, serta tomat dan cabai rawit. Kemudian kelompok pengeluaran transportasi (tarif angkutan antar kota, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api) menyusul berakhirnya masa libur Lebaran.