Lebih berdikari dan investasi yang telah ditanamkan sebesar Rp 1.2 triliun itu tidak sia-sia. “Saya minta ekspansi ini diteruskan, sehingga substitusi barang-barang impor itu bisa kita lanjutkan,” tambah Presiden Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Resmikan Dua Ruas Tol Trans Sumatera, Investasi Bakal Melesat
Menteri BUMN, Erick Thohir menjelaskan, sebagai negara besar Indonesia wajib menjadi negara yang mandiri termasuk dalam hal hilirisasi sumber daya alam, salah satunya pupuk.
Saat ini, perusahaan pupuk Indonesia merupakan pupuk terbesar yang diawali peringkat 9 besar di dunia meningkat menjadi 6 besar dunia.
Jika dilihat dari hulu, perusahaan pupuk harus menjadi perusahaan yang petrochemical yang dalam hal ini disinergikan dengan Pertamina. Downstream dari petrochemical ini akan dirasakan secara menyeluruh untuk bangsa dan negara.
Perusahaan pabrik amonium nitrat ini tidak hanya meningkatkan produksi dalam negeri yang sekarang tinggal 21% yang impor dimana 79% sudah produksi dalam negeri.
Menurut Erick, dari total 560 ribu itu memang kurang lebih sekarang di dalam negeri sudah memproduksi hampir 300 ribu lebih dan sisanya masih impor.
Baca Juga: Arsul Sani Jadi Hakim Mahkamah Konstitusi, Hari Ini Resmi Dilantik Presiden Jokowi
“Dengan pabrik ini, bisa mengurangi 21%, belum lagi turunan dari asam nitrat yang bisa dikembangkan untuk industri pertahanan dan industri pupuk,” jelasnya.
Pabrik Amonium Nitrat ini merupakan proyek bersama dari anak perusahaan PT Dahana, PT Dahana Investama Corp (PT DIC) dengan PT Pupuk Kaltim yang pembangunannya dilaksanakan oleh PT Kaltim Amonium Nitrat sejak tahun 2020.






