URBANCITY.CO.ID – Bank Tabungan Negara (BTN) akan menurunkan pertumbuhan penyaluran kreditnya tahun ini, menyusul mahalnya biaya dana akibat memanasnya situasi geopolitik global. Sepanjang Januari-Maret 2024 (triwulan I) BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan Rp344,2 triliun, meningkat 14,8% dibanding periode yang sama 2023 senilai Rp299,7 triliun.
Kredit dan pembiayaan perumahan menyumbang 85% dari total penyaluran kredit dan pembiayaan itu. Mencapai Rp292,7 triliun atau naik 10,7% dibanding tahun lalu yang tercatat Rp264,5 triliun. KPR subsidi masih menjadi penyumbang terbesar, mencapai Rp167 triliun, naik 12,3% dari tahun lalu Rp148,6 triliun. KPR non-subsidi Rp98,8 triliun, naik 11,2% dari Rp88,8 triliun tahun lalu. Sekarang karena dana di pasar mahal, penyaluran kredit yang moncer itu perlu ditekan.
“Kalau dana mahal, kredit jangan digeber. Jadi, pertumbuhan kredit mau kita tekan jadi 10-11 persen seperti tahun lalu dari target semula 13-14 persen,” kata Nixon LP Napitupulu saat memaparkan Kinerja Keuangan BTN Kuartal I/2024 di Jakarta, Kamis (25/4/2024). Ia menyebutkan, mahalnya likuiditas tersebut merupakan imbas situasi geopolitik global.
“Masalahnya di luar negeri semua, kita kena dampaknya,” ujar Nixon. Ia menjelaskan, saat likuiditas mahal, adalah kurang rasional menghimpun lebih banyak dana di pasar demi menggeber penyaluran kredit. Dengan kata lain, penyaluran kredit tahun ini akan lebih banyak mengandalkan dana yang sudah dihimpun BTN sebelumnya. “Yang penting tidak melanggar rasio likuiditas,” ujarnya.