URBANCITY.CO.ID — Bagi Bisri Mustopa (54), Desa Sedari bukan sekadar tempat tinggal, melainkan ladang pengabdian seumur hidup.
Lahir di Desa Kertaraharja, Karawang, Bisri mewarisi darah kepemimpinan dari sang ayah, Haji Sobur, yang juga pernah menjabat kepala desa.
Namun, jalan hidup membawanya ke Sedari pada 1993, setelah menikah dan menetap di desa pesisir ini.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di Sedari, Bisri disambut kenyataan pahit: desa yang terbelakang, minim infrastruktur, dan akses jalan yang buruk.
“Kalau mau ke sini dulu harus lewat sungai. Jalan darat hampir tidak ada,” kenangnya.
Perlahan, ia mulai terlibat dalam pemerintahan desa sejak 1999 sebagai sekretaris desa. Pengalaman itu menempanya memahami betul seluk-beluk masalah warga.
Tahun 2014, ia memberanikan diri maju sebagai calon kepala desa, dengan tekad membawa perubahan nyata.
Langkah pertamanya cukup berani. Ia langsung mendatangi Pertamina, bukan untuk meminta dana, tetapi membujuk agar perusahaan BUMN itu membantu membangun jalan.
“Kami minta kesamaan hak. Warga di sini juga warga Indonesia,” katanya. Perjuangan itu berbuah pembangunan jalan sepanjang delapan kilometer yang selesai 2017, membuka isolasi Sedari.
Bisri kemudian memimpin pengembangan potensi alam desa menjadi wisata pantai, mangrove, wisata sungai, hingga spot memancing.
Ia bahkan menggandeng PT Adhi Karya untuk proyek konservasi mangrove seluas 50 hektare yang juga akan menjadi destinasi wisata edukasi.
Hasilnya mulai terlihat. Sedari meraih juara pertama BUMDes terbaik Karawang pada 2023 dan masuk 15 besar lomba Desa Wisata Nasional 2025.