URBANCITY.CO.ID – Ekonomi sedang tidak baik-baik saja dalam beberapa tahun ini. Daya beli melemah, PHK di banyak perusahaan, penggangguran meningkat, jumlah kelas menengah merosot, cari kerja susah, dan seterusnya.
Tapi, anehnya setiap musim liburan, termasuk musim libur panjang Imlek dan Isra’ Mi’raj selama 24-29 Januari 2025, orang yang liburan tetap membludak.
Pembelian tiket kereta jarak jauh dan kereta cepat misalnya, melonjak. Jalanan ke berbagai tempat hiburan dan rekreasi macet. Kafe-kafe dan mal ramai. Begitu juga berbagai tempat wisata. Apa yang terjadi?
Pakar manajemen dan guru besar FEB UI Profesor Rhenald Kasali menyampaikan analisisnya mengenai fenomena tersebut melalui Instagram @rhenald.kasali dikutip Rabu (29/1/2025).
Prof Rhenald menyebut libur panjang, jalanan macet kembali, dan libur tahun ini diperkirakan lebih dari 100 hari, karena banyak hari libur ditambah libur Sabtu Minggu.
“Kenapa jalan tetap ramai? Padahal, banyak yang mengatakan daya beli turun, jumlah kelas penengah berkurang, pengangguran banyak, orang pada kena PHK, anak muda susah cari kerja, dan seterusnya?” tanya Rhenald.
Prof Rhenald menjelaskan, kondisi itu disebut ahli-ahli manajemen dengan istilah lisptick effect. Perubahan gaya konsumsi yang terjadi pada kondisi ekonomi tertentu.
Istilah itu pertama kali dicetuskan Chairman Emeritus perusahaan kosmetik The Estée Lauder Companies Inc Leonard Lauder, saat tragedi 9/11 di Amerika Serikat (AS) yang meluluh lantakkan gedung World Trade Centre di New York.