Akibat tragedi itu, daya beli masyarakat turun hingga sulit mencari pekerjaan, bahkan orang-orang juga kesulitan mengunjungi Amerika. Namun, Lauder melihat keanehan, pada saat bersamaan penjualan lisptik justru meningkat. Apa yang terjadi?
Baca juga: Pemesanan Tiket Kereta Jarak Jauh Membludak, KAI Operasikan Kereta Tambahan
Menurut Prof Rhenald, orang mencari kemewahan yang terjangkau untuk menghibur dirinya yang sedang kesulitan, orang mencari kebahagiaan tapi dengan biaya yang makin terjangkau.
“Lipstick adalah kemewahan yang terjangkau karena harganya tidak mahal,” ujar Prof Rhenald. Hal serupa terjadi pada produk skin care yang melonjak penjualannya selama Covid-19.
Dikaitkan dengan liburan, orang tetap menikmati liburan kendati ekonomi sedang tidak baik-baik saja, tapi ke tempat-tempat yang dekat yang biayanya terjangkau.
Misalnya, ke sekitar Jakarta, ke Bandung, atau yang sedikit jauh ke Yogya atau Jawa Tengah. Sedangkan yang punya uang lebih, liburan ke Bali.
“Masyarakat selalu mencari kemewahan bagi dirinya, untuk menghibur diri, untuk mendapatkan kebahagiaan (dalam kondisi apapun), tetapi (dalam kondisi saat ini) yang dicari adalah yang semakin terjangkau (biayanya),” jelas Rhenald.
Baca juga: Whoosh Cetak Rekor Baru, Sehari Angkut 24.350 Penumpang
Itu tidak tidak hanya soal liburan tapi juga yang lain. Misalnya, dalam hal pembelian mobil. Orang kini akan menghitung-hitung dulu harganya. Kalau tidak terjangkau bujet, mereka menundanya atau tidak membeli mobil baru melainkan yang bekas.