URBANCITY.CO.ID – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendorong optimalisasi penggunaan transportasi massal perkotaan di Kota Medan.
Untuk itu Kemenhub akan membantu membenahi kondisi transportasi publik berbasis bus atau bus rapid transit (BRT) di kota tersebut. Hal itu disampaikannya usai meninjau Terminal Tipe A Amplas di Medan, Jum’at (28/6/2024), yang merupakan bagian dari pengembangan transportasi perkotaan di ibu kota Sumatera Utara itu.
“Kita mengevaluasi pinjaman Bank Dunia senilai Rp1,8 triliun untuk Medan dan Bandung. Dana itu akan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur transportasi perkotaan di dua kota (besar) itu,” kata Menhub seperti dikutip keterangan tertulis Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub.
Di Medan, pinjaman Bank Dunia itu akan digunakan untuk pembangunan depo atau tempat pemberhentian akhir bus, yang memakan biaya Rp300 miliar. Kemudian untuk perbaikan koridor BRT Kota Medan, seperti pembangunan pedestrian dan halte.
“Perbaikan dilakukan untuk satu koridor BRT Medan sepanjang hampir 10 kilometer. Di situ ada pedestrian, halte yang ikonik, aman, dan lain sebagainya. Proyek ini jadi percontohan (pengembangan transportasi massal di kota lain),” jelas Budi Karya.
Baca juga: Menhub: Komitmen Pemda Kembangkan Transportasi Publik Masih Kurang
Deponya akan dilengkapi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Hal itu sejalan dengan rencana pengambilalihan BRT oleh Pemkot Medan dari pemerintah pusat pada 17 Agustus 2024, dan konversi BRT Medan menggunakan bus listrik.