Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, juga turut berbagi beberapa program yang sejalan dengan Yayasan Puteri Indonesia dan Mustika Ratu. Ia menyoroti potensi pengembangan permainan lokal, seperti board game “Kartini: From Darkness to Light,” yang bisa menarik minat lebih banyak orang jika para Puteri Indonesia ikut berpartisipasi.
“Indonesia itu punya board game Kartini: From Darkness to Light, yang mana kalau para Puteri Indonesia ikut main gim lokal ini tentu bisa lebih banyak peminat gim lokal agar makin dikenal. Kita juga bisa bikin gim lokal dari produk-produk kecantikan seperti jamu dari Mustika Ratu atau permainan lain,” ungkap Wamenekraf Irene.
Baca Juga: Kemenekraf dan Pemprov DKI Perkuat Kerja Sama untuk Dorong IP Lokal Bersaing di Kancah Global
Putri Kus Wisnu Wardani, Ketua Dewan Penasehat Yayasan Puteri Indonesia, menilai pemisahan Kemenekraf yang fokus pada 17 subsektor ekonomi kreatif adalah langkah yang sangat baik. Ia percaya bahwa banyak generasi muda dapat memulai usaha kreatif yang lebih luas, tidak hanya terfokus pada pekerjaan di korporasi.
Begitu banyak keragaman budaya yang bisa diolah menjadi sebuah kontribusi ekonomi yang luar biasa dan menciptakan lapangan kerja. Begitu banyak juga kesempatan yang bisa kita eksplor dan kerjasamakan untuk mendidik perempuan-perempuan Indonesia.
“Saya merasa bahwa ini sebuah langkah luar biasa apalagi ekonomi kreatif sudah mendapat perhatian dengan memisahkan dari Kementerian sebelumnya,” kata Putri Kus.
Sementara itu, Ketua Pemilihan Puteri Indonesia, Kusuma Ida Anjani, menambahkan bahwa pemilihan Puteri Indonesia yang telah berlangsung sejak 1992 selalu berupaya memperkenalkan budaya melalui tarian dan pakaian desainer lokal.