“Program Sampah Kita juga telah berhasil menghasilkan manfaat dari sisi perekonomian, ibaratnya ubah sampah jadi cuan,” ujar Fadjar.
Di akhir tahun lalu program ini menghasilkan manfaat hingga Rp 644 juta per tahun dan memberikan manfaat untuk lebih dari 48 ribu masyarakat di sekitar unit bisnis Pertamina.
Salah satu program pengolahan sampah yang memberi dampak cukup baik adalah Wiralodra (Wilayah Masyarakat Pengelola Daur Ulang Sampah) di Desa Balongan, Desa Lombang dan Lapas Bimasakti, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Baca Juga: Energi Hijau Jadi Inovasi yang Dipamerkan Pertamina di IIMS 2024
Melalui program ini Pertamina memberdayakan masyarakat sekitar untuk mengolah sampah menjadi kerajinan tangan berdaya jual. Selain itu, dilakukan juga budidaya maggot yang terintegrasi dan dijadikan pakan ternak ayam dan juga kambing.
Program Wiralodra ini telah mampu memberi manfaat kepada 32 orang anggota aktif dengan meningkatkan pendapatan kelompok rata-rata Rp 36 juta per tahunnya.
Program itu juga mampu mengelola sampah organik hingga 200 kg per bulan, serta mengurangi potensi karbon dioksida sebesar 310 kg CO2 eq per tahun.
Ketua Kelompok Wiralodra Matori mengakui, Pertamina benar-benar mendukung dan memberi pendampingan pada warga desa dalam program Wiralodra ini, sehingga sampah sampah yang tadinya menumpuk dan tidak bisa diolah. “Kini kami manfaatkan menjadi kerajinan dan menjadi sumber rezeki bagi kami warga desa,” akunya.
Program lain yang juga berhasil mengubah kemandirian warga adalah Bank Sampah kumpulin.id, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Melalui program tersebut, Pertamina mengajak masyarakat desa untuk mengelola sampah menjadi pupuk dan kerajinan ecobrick.