“Jadi, pembangunan rumah tidak hanya hemat waktu dan tenaga konstruksi, tapi juga memastikan kualitasnya sama atau bahkan lebih baik dari rumah yang dibangun (dari semen) secara konvensional,” ujarnya.
Kualitas rumah modular itu diperkuat dengan penggunaan semen hijau (hidrolis) dari Semen Merah Putih, yang mendukung konsep konstruksi berkelanjutan Akhmad. Ia menyebut penggunaan semen hidrolis telah terbukti andal dalam berbagai proyek infrastruktur di Indonesia.
Oza Guswara menjelaskan, semen hidrolis dari Semen Merah Putih tidak hanya lebih ramah lingkungan, tapi juga didesain dan dikembangkan sebagai performance based cement, sehingga menghasilkan konstruksi yang kuat dan tahan lama.
Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) Jawa Barat TB Nasrul Ibnu HR menyatakan, pentingnya kolaborasi produsen material dengan pelaku konstruksi dalam mendukung percepatan program 3 juta rumah.
Ke depan GAPENSI siap menjajaki peluang kerja sama lebih lanjut dengan pemerintah dan pelaku industri lainnya, untuk mendukung percepatan program 3 juta rumah.
Kerja sama mencakup penawaran material konstruksi inovatif yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hingga menengah.
Baca juga: Kementerian PUPR Gunakan Teknologi Mobox dalam Pembangunan IKN
Semen Merah Putih sendiri melihat program 3 juta rumah sebagai peluang meningkatkan permintaan semen kantong, yang saat ini menyumbang 70 persen dari total penjualan perusahaan.
Program 3 juta rumah diperkirakan meningkatkan permintaan semen sekitar 1 persen pada tahap awal, memberikan dorongan yang signifikan bagi industri semen nasional di tengah tantangan ekonomi yang ada.