URBANCITY.CO.ID – Di tengah perlambatan dan ketidakpastian ekonomi dunia, Indonesia harus mampu memanfaatkan semua instrumen dan peluang untuk bisa terus tumbuh. Salah satunya adalah teknologi digital.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat membuka Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI) 2024, sekaligus meluncurkan blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025-2030 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Hadir dalam acara itu Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menkop & UKM Teten Masduki, Menparekraf Sandiaga Uno, Sekkab Pramono Anung, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, dan anggota korps diplomatik.
Menurut Presiden, ia sudah berulang kali menyampaikan potensi besar teknologi digital itu terhadap ekonomi Indonesia.
Tahun 2023 ekonomi digital Indonesia akan tumbuh empat kali lipat menjadi USD210 miliar-USD360 miliar atau sekitar Rp5.800 triliun.
“Sedangkan pembayaran digital akan tumbuh 2,5 kali lipat pada 2030, mencapai USD760 miliar atau kalau dirupiahkan menjadi Rp12.300 triliun. Sebuah angka yang sangat besar sekali,” kata Presiden seperti dikutip keterangan resmi Sekretariat Presiden.
Di pihak lain pada tahun yang sama Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi, dengan 68 persen populasi berusia produktif, termasuk di dalamnya Gen Y, Gen Z, dan Gen Alpha yang merupakan digital native.