Karena itu JBS terus melakukan ekspansi jaringan distribusi dan pengembangan inovasi produk Fortress yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Target grup kami memiliki 12 diversifikasi produk. Kemudian meluaskan jaringan distribusi. Setelah tahun lalu buka cabang di Balikpapan, Kalimantan Timur, bulan depan kami bersiap membuka cabang ke-11 di Bali,” ungkapnya.
JBS Perkasa secara bertahap juga mulai menggarap segmen proyek properti. Yakni, dengan memperkuat divisi proyek dan mengembangkan produk dengan spesifikasi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan proyek.
Fortress sudah menyuplai pintu baja untuk 200 rumah di klaster Inspira House, BSD City, besutan raksasa properti Sinar Mas Land.
Selain itu JBS Perkasa menjalin kolaborasi dengan asosiasi developer properti seperti ADPS. JBS percaya industri properti dan konstruksi di Indonesia tetap menawan.
“Kolaborasi dengan ADPS saja sangat besar peluangnya karena mereka punya ribuan member. Kalau satu developernya punya lima proyek, satu proyek bangun minimal 10 rumah dan setiap rumah butuh lima pintu, bayangkan berapa banyak pintu yang bisa kita suplai,” tutur Hens.
Ketua ADPS Civic Jati Prastowo menyatakan, industri properti juga membutuhkan dukungan suplai material yang mumpuni dan kontinyu, dengan harga bersaing. Karena itu ADPS yang saat ini punya 3.000 anggota, menggandeng JBS Perkasa sebagai pemasok pintu baja untuk berbagai proyek anggotanya.
“Proyek-proyek anggota kami rata-rata tanpa main stakeholder seperti perbankan dan investor. Dijalankan sendiri. Sebab itu kerja sama dengan (produsen bahan bangunan seperti) Fortress sangat membantu, karena harganya terjangkau. Ngasih diskonnya besar,” ujar Civic dengan nada berkelakar.