Pertumbuhan sektor properti di Indonesia meningkat enam persen pada kuartal I-2024 menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS). Selain akses hunian terhadap sentra ekonomi terdekat, ketersediaan bahan bangunan yang efisien dan ramah lingkungan, menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan itu.
Kendati meningkat, Civic berpendapat, secara umum bisnis properti di Tanah Air masih stagnan. Faktor penghambat pemulihannya pasca pandemi antara lain birokrasi perizinan, persyaratan depe yang tinggi, dan ketidakpastian ekonomi global yang berdampak terhadap ekonomi domestik.
Namun, Civic mengaku tetap optimis dengan prospek proyek yang dikembangkan anggota ADPS. Alasannya, pangsa pasarnya masih sangat kecil, sekitar 1 persen.
“Banyak yang tidak terlalu optimis dengan ekonomi saat ini. Tapi, kue properti syariah masih sangat kecil. Jadi, peluang masih sangat besar. Presiden Jokowi menargetkan pembangunan 1 juta rumah, tapi belum tercapai. Presiden terpilih mencanangkan 3 juta rumah. Semua itu peluang besar bagi properti syariah,” tutupnya.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS