Penyaluran kredit yang tinggi itu didukung ketahanan sistem keuangan yang baik. Ketahanan perbankan itu tercermin dari likuiditas yang memadai, risiko kredit yang rendah, dan permodalan yang kuat. Likuiditas perbankan yang tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi sebesar 25,62%. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) juga masih tinggi sebesar 25,96% pada Maret 2024, sementara rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tercatat rendah 2,25% (bruto) dan 0,77% (neto).
Baca juga: Dorong Peningkatan Kredit, BI Perluas Cakupan Insentif KLM
Ketahanan perbankan yang kuat juga didukung oleh kemampuan membayar korporasi yang baik. Hasil stress-test Bank Indonesia menunjukkan, ketahanan perbankan dan korporasi tetap kuat dalam menghadapi tekanan ketidakpastian pasar keuangan global, termasuk risiko dari eksposur Utang Luar Negeri (ULN) institusi keuangan dan korporasi yang terjaga, didukung oleh strategi pengelolaan yang baik.
BI menyatakan pertumbuhan kredit 2024 terus meningkat menuju batas atas di kisaran prakiraan 10-12%. “Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan,” pungkas Perry.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS