Selain itu, kurs rupiah akan terus menguat didorong oleh menariknya yield surat utang Indonesia, rendahnya inflasi, tetap baiknya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan komitmen BI dalam menjaga stabilitas perekonomian.
Baca juga: Rupiah Terus Menguat ke Bawah Rp15.500
BI memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh 4,7-5,5 persen atau pada titik tengah 5,1 persen. Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) 0,1-0,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir 2024.
Perry mengungkapkan, akan terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas BI (SUVBI) untuk memperkuat efektifitas kebijakan dalam menarik aliran modal asing dan mendukung penguatan rupiah.
Hingga 17 September 2024, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI tercatat Rp918,42 triliun, USD2,95 miliar, dan USD280 juta. “Kepemilikan nonresiden (asing) dalam SRBI mencapai Rp246,08 triliun atau 26,79 persen dari total outstanding,” ungkap Perry.
Sementara nilai tukar rupiah per 17 September 2024 menguat 0,78 persen menjadi Rp15.330/USD dibanding akhir Agustus 2024, atau menguat 0,40 persen dibanding akhir Desember 2023.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS