“Kalau US Treasury Notes dua tahun sudah lebih tinggi dari yang 10 tahun, gimana pun juga SRBI untuk saat ini (harus) lebih tinggi dari SBN,” jelas Perry. Instrumen SRBI dirilis BI pada kwartal akhir 2023.
Ia menambahkan, penawaran yield SRBI yang lebih tinggi dari SBN itu sudah dikoordinasikan dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, guna menjaga stabilitas keuangan nasional.
Baca juga: Gubernur BI: Rupiah Menguat Karena Kebijakan Bank Indonesia
Hasil kebijakan BI itu langsung terlihat. Per 15 Juli 2024 BI mencatat, lelang SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing mencapai Rp775,45 triliun, 1,82 miliar dolar AS, dan 267 juta dolar AS.
Dari Rp775,45 triliun outstanding SRBI itu, 28,42 persen atau Rp220,35 triliun dimiliki nonresiden atau asing.
Lelang SRBI 15 Juli 2024 itu jauh lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Per 14 Juni 2024 outstanding SRBI, SVBI, dan SUVBI tercatat Rp666,53 triliun, USD2,3 miliar, dan USD395 juta. Dari total outstanding SRBI Juni itu, sebanyak Rp179,86 triliun atau 26,98 persen dimiliki asing.
Gubernur BI menyatakan, ke depan yield SRBI akan cenderung melandai dan kembali mendekati SBN, seiring potensi pergerakan serupa pada imbal hasil US Treasury Notes tenor 2 tahun dengan tenor 10 tahun.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS