Airlangga kembali menyatakan, kontribusi ekonomi digital Indonesia 2024 diprediksi mencapai USD90 miliar, dengan sektor e-commerce memberikan kontribusi terbesar senilai USD65 miliar.
“Itu artinya 72 persen ekonomi digital Indonesia berasal dari e-commerce. Sisanya dari transportasi, makanan, online travel dan online media. Karena itu kita mendorong e-commerce sebagai pendukung ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Menko Perekonomian menambahkan, peningkatan ekonomi digital mencapai 13 persen. Tahun 2023 nilainya mencapai USD80 miliar, dan dalam dua tahun ke depan diperkirakan menjadi USD125 miliar.
Pemerintah sedang menyusun Digital Economic Framework Agreement (DEFA) yang ditargetkan rampung dan ditandatangani tahun depan oleh negara-negara ASEAN, karena ekonomi digital di ASEAN juga tumbuh tinggi. Tahun 2023 ekonomi digital ASEAN diperkirakan bernilai USD1 triliun.
“Jadi, kalau DEFA sudah ditandatangani, kita bukan hanya bicara pasar 180 juta orang (di Indonesia), tapi 600 juta orang (di Asia Tenggara),” jelas Menko Airlangga.
Baca juga: BFN 2024: Tahun 2030 Ekonomi Digital Indonesia Bisa Capai USD360 Miliar
HARBOLNAS 2024 yang menargetkan transaksi Rp40 triliun dibanding Rp25,7 triliun tahun lalu, akan dilanjutkan dengan Program Belanja di Indonesia Aja (BINA) dari HIPPINDO selama 20-29 Desember 2024, kemudian Every Purchase is Cheap (EPiC) Sale dari APRINDO di supermarket dan minimarket se-Indonesia, 22-31 Desember.
Peluncuran HARBOLNAS, BINA, dan Epic Sale dilakukan pada momentum libur Natal dan tahun baru (NATARU) 2024, karena pada momen tersebut diprediksi sebanyak 110 juta orang berpotensi meningkatkan aktivitas konsumsi.