URBANCITY.CO.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Agustus 2024 kembali terjadi deflasi atau penurunan indeks harga konsumen (IHK) secara bulanan (m-t-m) sebesar 0,03 persen.
Ini berarti deflasi atau penurunan harga barang dan jasa sudah terjadi selama 4 bulan berturut-turut. Hanya saja, deflasi Agustus 2024 jauh lebih rendah dibanding Juli 2024 yang tercatat 0,18 persen dan Juni 2024 (0,08 persen), namun sama dengan deflasi Mei 2024 (0,03 persen).
Deputi Bidang Statistik Distribusi & Jasa BPS Pudji Ismartini saat konferensi pers di Jakarta, Senin (2/9/2024), menyatakan, selain deflasi juga terjadi penurunan IHK dari 106,09 (Juli 2024) menjadi 106,06 (Agustus 2024).
IHK Agustus 2024 mengalami deflasi (mtm), jelas Pudji, terutama karena inflasi harga pangan atau bahan primer/pokok (bapok) bergejolak (volatile food) turun menjadi 3,04 persen secara tahunan (yoy), dari 3,36 persen pada Juli 2024 (yoy).
“Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau. Kelompok tersebut mengalami deflasi 0,52 persen dan memberikan andil deflasi 0,15 persen,” katanya.
Baca juga: Juli Masih Deflasi, Kata BPS Bukan Karena Daya Beli Turun Tapi Karena Ini
Barang yang dominan memberikan andil deflasi adalah komoditas yang harganya cenderung bergejolak, seperti bawang merah, daging ayam ras, tomat dan telur ayam ras. Bapok berkontribusi paling besar terhadap IHK atau inflasi.
Dengan terjadinya deflasi pada Agustus 2024, inflasi secara tahunan (yoy) menjadi 2,12 persen. Menurun dibanding inflasi tahunan Juli 2024 yang tercatat 2,13 persen.