Dari 18 kota yang diamati BI, 10 kota mengalami peningkatan IHPR, delapan lainnya mengalami perlambatan secara tahunan (YoY). Kenaikan harga rumah pada triwulan IV-2023 terutama terjadi di Pontianak (3,57%), Banjarmasin (0,70%), dan Manado (0,32%).
Sementara perlambatan terutama terjadi di Balikpapan (0,78%), Yogyakarta (0,77%), dan Bandung (0,73%). Sedangkan secara kuartalan (QtQ), peningkatan IHPR primer yang terbatas terutama terjadi di Pontianak (0,71%), Padang (0,39%), dan Surabaya (-0,13%).
Survei BI tidak menyebutkan penyebab melemahnya kenaikan harga rumah itu, tapi hanya menyebutkan pelemahan kenaikan harga rumah itu sejalan dengan tekanan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok bahan bangunan yang melemah.
Tercermin dari inflasi tahunan untuk IHK Subkelompok Pemeliharaan, Perbaikan, dan Keamanan Tempat Tinggal/Perumahan per Desember 2023 sebesar 0,73%, jauh lebih rendah dibanding akhir triwulan III yang tercatat 1,56%.
Analisis berbagai konsultan properti di Jakarta ditambah pemberitaan di media massa mengungkapkan, kendati para developer selalu menaikkan harga rumah yang dikembangkannya, saat ini fokus mereka menggenjot pemasaran dan bukan menaikkan harga.
Untuk itu berbagai insentif yang memudahkan konsumen membeli rumah pun ditebar. Mulai dari depe nol persen, free aneka biaya, subsidi bunga KPR, sampai bunga promo yang rendah selama satu atau beberapa tahun pertama yang diberikan melalui kolaborasi dengan perbankan.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS