URBANCITY.CO.ID – Belakangan ini, banyak orang di media sosial yang tertarik dengan tren filter foto berbasis kecerdasan buatan (AI). Dengan hanya mengunggah foto diri, kita bisa mendapatkan hasil edit yang keren, mulai dari gaya animasi hingga nuansa film yang sedang populer.
Rasa penasaran ini membuat banyak orang ingin mencoba, terutama karena hasilnya terlihat unik dan menarik untuk dibagikan. Namun, di balik kesenangan itu, ada peringatan penting tentang risiko privasi yang harus kita perhatikan.
Menurut Ashley Biancuzzo, seorang editor dari PCWorld, mengunggah foto pribadi ke platform AI sebaiknya dihindari. Ia menjelaskan bahwa ada bahaya yang sering kali tidak disadari oleh pengguna, terutama terkait dengan bagaimana data wajah kita bisa disimpan, diproses, atau bahkan disalahgunakan oleh pihak ketiga.
“Foto bisa menyimpan lebih banyak informasi daripada yang terlihat, mulai dari lokasi, waktu, hingga detail rumah,” ungkap Biancuzzo. Ia menambahkan bahwa data semacam ini bisa menjadi sasaran empuk bagi pihak yang berniat jahat.
Baca Juga : India Uji Coba Rudal Balistik Agni-5, Siap Jangkau China dengan Kemampuan Nuklir
Biancuzzo juga berbagi pengalaman pribadi. Beberapa waktu lalu, seorang kerabatnya mengirimkan foto keluarga yang telah dimodifikasi dengan AI.
“Sekilas tampak lucu, tapi saya langsung sadar, foto itu bisa saja beredar luas di internet tanpa kendali,” katanya. Ini adalah risiko yang sering kali luput dari perhatian banyak orang.
Ia menekankan bahwa setelah foto diunggah, kita hampir tidak tahu di mana foto itu disimpan atau untuk apa digunakan. Jangan menganggap bahwa foto yang hilang dari obrolan berarti data tersebut benar-benar terhapus.
Selain risiko kebocoran data, ada juga ancaman penyalahgunaan, seperti pembuatan deepfake, di mana foto kita bisa dipadukan dengan wajah atau tubuh orang lain menggunakan AI. Hasilnya bisa sangat menipu dan berpotensi berbahaya.
Sejumlah pakar juga mengingatkan bahwa kesenangan mengikuti tren filter dengan ChatGPT bisa membawa kekhawatiran soal privasi. Luiza Jarovsky, pendiri aitechprivacy.com, menilai bahwa fenomena ini memberikan akses mudah bagi perusahaan untuk mendapatkan ribuan wajah baru yang bisa digunakan untuk melatih model AI.
Meskipun OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa privasi pengguna adalah prioritas, perdebatan tetap ada. Beberapa orang melihat tren ini sebagai hiburan kreatif, sementara yang lain khawatir tentang risiko jangka panjang dari penggunaan foto pribadi di platform AI.
Untuk mencegah risiko ini, Biancuzzo menyarankan agar kita membaca kebijakan privasi platform sebelum mengunggah foto. Penting untuk mengetahui data apa saja yang dikumpulkan, berapa lama disimpan, dan apakah foto tersebut bisa dihapus.
“Di ChatGPT, Anda bisa menonaktifkan riwayat obrolan agar percakapan tidak dipakai untuk melatih AI,” tambahnya.
Ada juga langkah lain yang bisa diambil, seperti menghapus metadata sebelum mengunggah foto.
“Gunakan aplikasi seperti ExifTool atau cukup ambil tangkapan layar, karena itu otomatis menghilangkan data tersembunyi,” jelasnya.
Selain itu, jangan pernah mengunggah foto orang lain tanpa izin, karena ini bisa berdampak serius, termasuk pada kepercayaan diri jika foto tersebut dimodifikasi.
Jika ingin bereksperimen dengan AI, lebih baik gunakan foto stok atau wajah buatan dari situs seperti This Person Does Not Exist. Ini lebih aman dan tidak mengorbankan privasi pribadi.
“Ingat, chatbot memang terdengar ramah, tetapi bukan teman Anda,” kata Biancuzzo, mengingatkan kita untuk menggunakan ChatGPT dengan bijak dan tidak terlalu banyak membagikan informasi pribadi. Jika ada yang terasa janggal, percayalah pada insting kita.
Related Posts
Terpopuler
-
Januari 2025 Standar Baru Internal Audit Berlaku Efektif
-
Sinergi Kemenekraf dan ICCN Bangun Kota Kreatif di Indonesia
-
Dorong Pelaku Ekraf Serang, Tingkatkan Inovasi dan Jejaring Wirausaha
-
Like It – Mengajak Peserta Pramuka untuk Mandiri secara Finansial – Menuju Indonesia Emas
-
Subang Smartpolitan Targetkan Penjualan Lahan Industri 164 Hektar