URBANCITY.CO.ID – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat, 18 Juli, menguat sebesar 0,34% dan berada di posisi 7.311,92. Penguatan ini dipimpin oleh saham-saham dari sektor teknologi yang naik 4,55% dan sektor infrastruktur yang naik 3,23%.
Di sisi lain, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp305,74 miliar di pasar reguler, dengan saham-saham yang paling banyak dibeli antara lain BMRI, TLKM, BBRI, TOBA, dan WIFI. Penguatan nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga menjadi faktor positif bagi pergerakan pasar.
Namun, menurut Reza Priyambada, Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, secara teknikal, IHSG menunjukkan pola inverted hammer dan masih berada di atas MA5 dan MA20. Indikator Stochastic menunjukkan dead cross di area overbought. “Dengan demikian, kami proyeksikan hari ini IHSG akan mengalami pelemahan,” kata Reza dalam laporan tim risetnya pada Senin, 21 Juli 2025.
Sementara itu, indeks utama bursa AS ditutup mayoritas melemah. Presiden Trump dilaporkan mendesak penerapan tarif yang lebih tinggi terhadap Uni Eropa, dengan menuntut tarif minimum antara 15% dan 20% dalam setiap kesepakatan.
Pada pagi ini, bursa utama Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Indeks Nikkei 225 melemah 0,21%, sementara Kospi menguat 0,59%.
Reza memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran support pada level 7.240 dan resistance pada level 7.370 dengan kecenderungan melemah. Ia juga menyebut beberapa saham yang bisa menjadi pertimbangan bagi investor, antara lain BREN, SCMA, BRMS, dan MLPL. Berikut adalah analisisnya:
BREN – Buy
Harga berhasil menembus MA5 dan masih di atas MA20. Candle terakhir membentuk formasi two white soldier, didukung oleh akumulasi beli di histogram MACD yang berwarna hijau. MACD golden cross.