URBANCITY.CO.ID – Keputusan kontroversial Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, untuk mengganti pelatih Shin Tae-yong (STY) dengan Patrick Kluivert di tengah momentum positif, kini menjadi sorotan tajam. Langkah ini dianggap melanggar prinsip dasar sepak bola, “Don’t Change a Winning Team,” dan berujung pada kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sejak awal 2020, Shin Tae-yong telah membangun fondasi yang kuat bagi Timnas Indonesia. Dalam hampir lima tahun kepemimpinannya, ia mencatat 57 pertandingan dengan 26 kemenangan, 14 hasil imbang, dan 17 kekalahan. Di bawah asuhannya, Indonesia berhasil lolos ke Piala Asia 2023 dan meraih posisi runner-up di Piala AFF 2020. Namun, keputusan PSSI untuk memecat Shin pada 6 Januari 2025, setelah evaluasi performa, dianggap sebagai langkah yang tidak tepat.
“Padahal rasa optimisme kita sedang naik dan mimpi ke Piala Dunia itu semakin dekat. Please sudahi kegaduhan ini, harusnya tunggu STY selesaikan tugas sampai round 3 selesai,” ungkap influencer dr Tirta, mewakili kekecewaan publik. Tagar #STYStay dan #SaveSTY pun ramai di media sosial, menunjukkan penolakan suporter terhadap pemecatan Shin.
Baca juga : Lobi Erick Berbuah Manis, Nathan Perkuat Indonesia di Piala Asia
Erick Thohir beralasan bahwa perubahan diperlukan untuk meningkatkan efektivitas strategi dan komunikasi tim. Namun, banyak yang meragukan alasan tersebut, terutama setelah Shin baru saja memperpanjang kontrak hingga 2027. Kritikus menilai keputusan ini sebagai langkah yang tidak konsisten dan berpotensi dipengaruhi oleh ambisi politik.