Peningkatan nilai IKI itu dipengaruhi oleh meningkatnya nilai variabel pesanan baru dan persediaan produk. Nilai IKI variabel pesanan baru naik 1,62 poin menjadi 54,78, tapi lebih rendah dibanding variabel pesanan Juni 2023.
Pada Juni 2023, variabel pesanan baru mengalami peningkatan ekspansi cukup besar (naik 4,97), sampai mengubah level dari kontraksi di 49,84 menjadi ekspansi 54,81.
Ekspansi yang tinggi terjadi pada industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki. Didorong oleh peningkatan pesanan baru yang cukup signifikan, yaitu 3,21 poin, dan penyerapan persediaan yang meningkat, namun dengan produksi mengalami kontraksi cukup dalam, menurun 5,38 poin.
Baca juga: Industri Elektronika Bidik Pasar Asia Tengah, Uzbekistan Jadi Negara Kunci
Peningkatan pesanan baru didukung event pameran internasional selama Juni 2024, seperti Global Sourcing Expo Australia 2024, serta persiapan tahun ajaran baru 2024/2025.
Sedangkan produksi yang menurun masih didominasi oleh penurunan pesanan luar negeri, tingkat ketersediaan produk, dan harga bahan baku/penolong.
Nilai IKI variabel persediaan produk meningkat 0,46 poin menjadi 55,05. Hampir seluruh subsektor pada variabel persediaan mengalami ekspansi. Hanya dua subsektor yang mengalami kontraksi. Yaitu, industri mesin & perlengkapan YTDL, dan industri barang galian bukan logam.
Sementara IKI variabel produksi mengalami kontraksi 3,02 poin menjadi 46,99, terendah sejak IKI dirilis tahun 2022. Kontraksi produksi terbesar dialami industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri pengolahan tembakau.
Pelemahan nilai tukar rupiah, selain penurunan pesanan domestik, menjadi penyebab para produsen menahan laju produksi, dan memilih meningkatkan penyerapan persediaan.