Secara tahunan, komoditas penyumbang inflasi terbesar masih emas perhiasan (0,35 persen), diikuti sigaret kretek mesin (0,13 persen), minyak goreng (0,11 persen), beras (0,10 persen), dan kopi bubuk (0,10 persen).
Baca juga: Di 4 Kota Ini Kenaikan Harga Rumahnya Jauh di Atas Inflasi
Sedangkan inflasi komponen inti Desember 2024 tercatat 2,26 persen (yoy), 0,17 persen (mtm), dan 2,26 persen secara tahun kalender (ytd).
Inflasi inti Desember 2024 itu sama dengan inflasi komponen inti November 2024 baik secara tahunan maupun bulanan. Tapi, secara tahun kalender, inflasi inti Desember 2024 meningkat dibanding November yang tercatat 2,09 persen.
Inflasi inti mengukur kenaikan harga barang dan jasa di luar bahan makanan yang masuk komponen bergejolak (volatile food), dan harga komoditas yang diatur pemerintah (administered prices) seperti BBM.
Karena itu inflasi inti menjadi indikator daya beli masyarakat dari konsumsi barang sekunder dan tersier alias non pangan. Pemerintah kerap menyatakan, peningkatan inflasi inti menunjukkan daya beli tidak melemah.
BPS dan juga para menteri ekonomi dalam berbagai kesempatan menyatakan, menurunnya inflasi Indonesia itu terutama karena penurunan harga bahan pangan, yang masuk dalam komponen bergejolak (volatile food), bukan karena pelemahan daya beli.
Sebagai bukti daya beli masyarakat tidak melemah, mereka menunjuk inflasi komponen inti yang tetap meningkat.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS