Kedua, rotasi ban secara berkala untuk memastikan pemakaian yang merata di semua roda kendaraan. Rotasi ini membantu memperpanjang umur pakai ban dan mengurangi biaya perawatan jangka panjang. Idealnya, lakukan rotasi ban setiap enam bulan atau setiap 10.000 km.
Ada sejumlah teknik rotasi ban, mulai dari Front Wheel Drive, yaitu mengganti posisi ban depan secara silang, sedangkan teknik Rear Wheel Drive, yaitu ban belakang pindah ke sisi depan secara silang, sementara All Wheel Drive ban depan dan belakang dipindah satu sama lain secara silang.
BACA JUGA: Charging Mobil Listrik Terbanyak, PLN dan WEVI Pecahkan Rekor MURI
Ketiga, hindari teknik berkendara yang menyebabkan ban cepat rusak. Pengemudi tidak disarankan melakukan pengereman mendadak dan mengemudi dengan kecepatan tinggi terus menerus dalam waktu lama agar mengurangi risiko overheating yang menyebabkan pecah ban.
Disarankan untuk melakukan istirahat (cooling down) secara berkala untuk menurunkan temperatur ban setelah lama bergesekan dengan aspal yang panas. Disarankan beristirahat selama setengah jam setelah berkendara selama empat jam berturut-turut, sesuai aturan lalu lintas yang berlaku.
Keempat, perhatikan muatan yang dibawa. Setiap kendaraan memiliki batas beban maksimal yang direkomendasikan oleh pabrik. Semakin berat beban yang ditanggung ban, semakin besar gesekan ban pada permukaan jalan yang bersuhu tinggi sehingga meningkatkan risiko pecah ban.
Usahakan beban terdistribusi merata di seluruh ban, alih-alih terpusat pada satu sisi saja untuk menjaga keamanan dan kinerja ban agar tetap optimal.