Dengan QRIS, penyedia layanan pembayaran tidak perlu memiliki kode QR sendiri seperti dulu. Kini mereka punya standar kode QR bersama yang dapat dipakai oleh seluruh penyedia layanan pembayaran berbasis kode QR.
Sementara transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D terus menurun. Pada Mei turun 5,41% secara tahunan (yoy), mencapai Rp615,18 triliun. Transaksi kartu kredit meningkat 6,60% mencapai Rp35,18 triliun. Dari sisi pengelolaan uang rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) naik 6,82% menjadi Rp1.038,26 triliun.
Baca juga: Penggunaan Kartu ATM Terus Merosot, Digital Banking Melesat
Secara nasional, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2024 tumbuh lebih tinggi secara tahunan (yoy). Posisi M2 tercatat Rp8.965,9 triliun atau tumbuh 7,6%, lebih tinggi dibanding April yang tercatat 6,9%.
Perkembangan itu terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) 6,3% dan uang kuasi 8,8%. Perkembangan M2 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.
Penyaluran kredit pada Mei 2024 naik 11,4% dibanding 12,3% pada April. Kredit di sini hanya dalam bentuk pinjaman. Tidak termasuk surat utang, tagihan, dan sejenisnya. Juga bukan kredit yang diberikan kantor bank yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.
Aktiva luar negeri bersih tumbuh 0,6%, lebih baik dibanding April yang minus 1,1%. Sementara tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat meningkat 22,7%, dibanding 25,8% pada April 2024.