Baca juga: Agora di Autograph Tower Akan Jadi Mall Tertinggi di Indonesia
Menurut Cushman, ketiga mall baru tersebut tidak dikembangkan sebagai proyek yang berdiri sendiri, melainkan sebagai fasilitas penunjang proyek mixed-use berisi perkantoran, apartemen, hotel, dan lain-lain, atau pendukung integrasi kawasan yang dikembangkan dengan konsep transit oriented development (TOD). Semua mall baru di Jakarta itu mengusung konsep lifestyle destination, dengan segmen F&B paling dominan di dalamnya, disusul brand olah raga/fashion, hiburan/entertainment, dan lifestyle, sesuai preferensi mayoritas konsumen saat ini mengenai mall.
Berkaitan dengan pergeseran preferensi itu pula, sejumlah mall eksisting di Jakarta seperti Pejaten Village, LaPiazza, dan lain-lain direvitalisasi menjadi lebih sebagai lifestyle centre. Cushman berpendapat, dengan masuknya tiga pusat belanja baru itu ke pasar, tingkat kekosongan ruang ritel di Jakarta diperkirakan naik sekitar 1,7 persen karena pasokan lebih banyak ketimbang penyerapan. “Sampai kwartal tiga tahun lalu tingkat hunian ruang ritel di Jakarta tercatat 77,2 persen,” tulis Cushman. Sebab itu meskipun pemulihan pasar terus berlanjut pasca pandemi, terlihat antara lain dari ketertarikan sejumlah brand asing masuk ke properti ritel di Indonesia, Cushman memperkirakan harga dasar sewa ruang ritel di Jakarta pada tahun politik ini belum akan berubah dari rata-rata Rp808.500/m2/bulan.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS